Selasa 15 Aug 2017 13:00 WIB

KDRT Masih Banyak Terjadi di Papua

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Qommarria Rostanti
KDRT(Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
KDRT(Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menunjukkan masih banyak terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Papua. Kekerasan yang terjadi menimpa istri dan anak.

"Data yang saya dapatkan, di Papua masih banyak kekerasan dalam rumah tangga seperti pukul memukul anak atau pun istri," ujar Menteri PPPA, Yohana Yembise, dalam keterangan pers yang Republika.co.id terima, Selasa (15/8).

Selain KDRT, Yohana mendengar saat ini banyak anak-anak Papua yang menghirup lem untuk mabuk. Menurut dia, hal itu tidak boleh terjadi di seluruh wilayah Papua. "Tugas kami adalah untuk memastikan dan melindungi kaum perempuan dan anak melalui undang-undang yang telah dibuat supaya mereka terhindar dari segala bentuk kekerasan," kata Yohana saat berada di Kampung Aikima, Distrik Pisugih, Kabupaten Jayawijaya.

Dalam kesempatan itu, Yohana juga memberikan bantuan untuk rumah baca dan melakukan dialog di kampung tersebut. Ketika berdialog, ada beberapa persoalan dan aspirasi yang disampaikan oleh warga Kampung Aikima kepada Yohana.

Hal-hal yang disampaikan warga di antaranya, mereka meminta perbaikan sekolah-sekolah yang ada di Aikima, kemudian diaktifkannya kembali pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK), memberikan pelayanan kesehatan bagi perempuan dan anak, peningkatan ekonomi keluarga berupa modal usaha pembuatan keripik Hepere, dan pemberdayaan kaum perempuan dan lansia seperti kursus keterampilan dan bantuan pengadaan mesin jahit.

Mendengar permintaan itu, Yohana berencana mengupayakannya agar terealisasi. Menurut dia, hal itu sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pejabat menteri di Kementerian PPPA.

Kepala Distrik Pisugih, Agustinus Kosay, mengatakan hal yang telah disampaikan oleh warga adalah bentuk kerinduan dan ungkapan hati mereka yang tidak pernah mereka ungkapkan selama ini. Kedatangan Yohana menjadi kesempatan bagi mereka untuk menyampaikan masalah hidup yang dihadapi. “Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Menteri Yohana Yembise yang telah datang dan memberikan jawaban yang positif kepada masyarakat saya disini,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement