Kamis 08 May 2014 18:54 WIB

Anak yang Banyak Duduk Berisiko Derita Tekanan Darah Tinggi

Anak aktif/ilustrasi
Foto: leapfrogs.com.au
Anak aktif/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi terbaru menunjukkan, anak yang menghabiskan waktu selama dua jam atau lebih duduk diam berisiko 2,5 kali lipat menderita tekanan darah tinggi. Duduk diam yang dimaksud seperti di depan layar televisi atau komputer.

Para peneliti mengatakan, kemungkinan ini hanya meningkat pada anak yang memiliki kelebihan berat badan dan obesitas. Hasil studi ini juga menunjukkan, risiko tekanan darah tinggi juga 3,4 kali lebih besar pada anak-anak dengan tingkat kebugaran yang rendah, dibandingkan mereka yang bugar.

Tekanan darah tinggi pada masa muda terkait dengan tanda awal penyakit kardiovaskular dan tingkat tekanan darah dapat diketahui dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Menurut para peneliti, meskipun perilaku menetap (diam), tidak aktif melakukan aktivitas fisik dan penurunan kebugaran dapat memprediksi tekanan darah tinggi pada orang dewasa, namun hubungannya pada anak belum sepenuhnya terbangun.

Studi yang dipresentasikan dalam World Heart Federation's World Congress of Cardiology pada Rabu (7/5),ini mengukur hubungan antara tidak aktif beraktivitas fisik dan kebugaran pada tekanan darah tinggi pada anak berusia 8-10 tahun yang menderita obesitas.

Dalam studi ini, para peneliti mengumpulkan data dari 630 orang anak yang setidaknya memiliki orang tua atau salah satunya menderita obesitas.

Selama studi berlangsung, peneliti mengukur tekanan darah para partisipan saat melakukan aktivitas fisik selama satu minggu, menggunakan accelerometer (perangkat pengukur pergerakan).

Para peneliti juga meminta aak-anak mengisi kuesioner soal durasi menonton televisi, penggunaan komputer, bermain permainan elektronik, belajar dan membaca. Tingkat kebugaran juga diukur melalui latihan tambahan standar yakni bersepeda. Tinggi, berat dan kematangan seksual anak pun diukur bersama dengan latar belakang sosial ekonomi anak.

Hasilnya menunjukkan anak-anak yang orang tuanya memiliki riwayat tekanan darah tinggi tercatat memiliki hasil serupa.

"Waktu diam lebih dari dua jam sehari terkait dengan peningkatan 2,7 kali lipat kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi. Hubungan ini lebih menonjol pada remaja yang kelebihan berat badan dan obesitas," ujar Ketua Departemen Epidemiologi, Biostatik dan Kesehatan Kerja, Universitas McGill, Kanada, Dr Gilles Paradis.

Menurut Dr Gilles, studi ini juga menekankan aktivitas fisik dapat melindungi anak dari risiko penyakit kardiovaskular. Di samping itu, aktivitas fisik juga menghindari risiko anak dari penyakit warisan orang tuanya dan masalah kesehatan lain, termasuk penyakit jantung.

Studi ini menambah bukti yang menunjukkan jumlah kematian anak akibat penyakit kardiovaskular dapat berkurang jika anak didorong melakukan aktivitas fisik.

Tidak melakukan aktivitas fisik sangat terkait dengan penyakit kardiovaskular dan merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, yakni mencapai 3,2 juta kematian per tahun.

World Health Organization (WHO) merekomendasikan 60 menit per hari beraktivitas fisik untuk anak dan 150 menit untuk dewasa.

"Hipertensi telah memiliki reputasi sebagai "silent killer" dan memeranginya agar tidak terjadi pada anak sangat penting. Hal yang lebih perlu dilakukan untuk mengurangi perilaku menetap pada anak muda, dapat mengurangi risiko kematian pada generasi mendatang," ujar Presiden Federasi Kesehatan Dunia dan Kesehatan Publik India, Srinath Reddy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement