Senin 23 Sep 2013 10:04 WIB

7 Tips Jitu Merawat Bayi

Merawat bayi sakit/ilustrasi
Foto: women.texaschildrens.org
Merawat bayi sakit/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Untuk urusan merawat bayi dan anak, ternyata ada beberapa tips dari dokter yang bisa membantu kita memberi penanganan tepat bagi buah hati. Berikut di antaranya:

 

Gendongan selendang 

Bayi merasa lebih nyaman digendong dengan selendang batik ketimbang gendongan modern. Posisi gendongan depan kurang bagus untuk anak. Dia jadi kurang bebas bergerak. “Bayi cenderung merasa gelisah karena kesulitan bergerak bebas,” jelas dr Asti Praborini SpA IBCLC. 

 

Ayunan 

Selendang batik juga dapat digunakan sebagai ayunan bayi. Mengayun memberikan efek nyaman pada bayi. “Tidur mereka jadi lebih pulas,” ungkap dokter yang praktek di Kemang Medical Center ini. 

 

Bedung 

Membedung bayi baru lahir dapat memberikan efek hangat saat tidur. Usahakan ikatan bedungnya tidak terlalu kencang. Lalu, lepaskan bedung saat bayi akan disusui. Bedung akan membatasi gerak bayi ketika menyusu. “Letak mulut bayi tidak akan sesuai dengan puting ibu,” papar Asti. 

 

Bedak 

Tanpa dibedaki, badan bayi sebetulnya sudah beraroma. Boleh saja membedakinya asalkan tidak berlebihan. “Hindari daerah genital dan jangan ditepuk-tepuk saat mengaplikasikannya agar tak terhirup,” ungkap Asti. 

 

Makanan 

Masih saja ada nenek yang menganjurkan agar cucunya diberi pisang di usia empat bulan. Padahal, bayi tak boleh mendapatkan selain Air Susu Ibu (ASI) di bawah usia enam bulan. "Setelah enam bulan, bayi secara bertahap dapat diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI," urai Asti yang konselor laktasi. 

 

Berjalan 

Bayi normalnya akan mulai berjalan pada usia 12 sampai 18 bulan. Memukulkan belut ke kaki anak tak akan mempercepatnya melakukan langkah pertama nya. “Itu hanya mitos,” ucap Asti. 

 

Demam 

Saat anak demam, lupakan kerok ataupun irisan bawang yang dicampur dengan minyak telon. Sebagai gantinya, rendam kain dalam air hangat, kompreskan di lokasi pembuluh darah besar, seperti leher, ketiak, atau lipatan paha. “Suhu air hangat membuat otak berusaha mendinginkan tubuh,” jelas dr Wiyarni Pambudi SpA yang berpraktik di RS Royal Taruma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement