Kamis 31 Mar 2016 08:29 WIB

600 Ribu Anak-Anak Korsel Konsumsi Serat Diet Berlebihan

Rep: MGROL60/ Red: Andi Nur Aminah
Anak makan buah
Foto: truthonhealth
Anak makan buah

REPUBLIKA.CO.ID, Lebih dari 600 ribu anak-anak di Korea terlalu banyak mengonsumsi serat diet. Hal ini membuat mereka berpotensi memiliki efek samping temasuk gangguan pertumbuhan.

Serat diet atau dietary fiber, telah menjadi trend di Korea. Tampaknya hal itu telah menjadi di luar kendali karena dikonsumsi secara berlebihan. Serat diet dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji- bijian.

Moon Jin Soo, seorang ahli pencernaan anak di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul menganalisi sekitar 2.015 data tentang asupan gizi di Korea dari Dapartemen Kesehatan dan Kesejahteraan dan Gizi Masyarakat Korea. Menurut penelitian, data menunjukkan bahwa sekitar 6,5 persen anak-anak Korea berusia antara satu dan dua tahun mengonsumsi kelebihan serat diet. 

Sepertiga dari orang dewasa berusia di atas 50 tahun juga mengonsumsi terlalu banyak serat. "Baru-baru ini, serat diet telah mendapatkan reputasi untuk mencegah obesitas, sehingga ada kasus orang tua memberi makan anak-anak mereka terlalu banyak," kata Moon pada konferensi pers di Press Center, Seoul belum lama ini.

Dia mengungkapkan, di rumah sakit tempatnya bekerja, ada pasien muda mengidap diare dan perut sakit karena dia mengonsumsi serat yang berlebihan. Orang Korea banyak mengonsumsi serat melalui Kimchi, satu jenis asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. 

Salah satu kasus dari pasien Moon, adalah bayi yang berusia 13 bulan menderita penurunan berat badan yang sangat serius. Ia menderita setelah diberi pir rebus diawetkan dalam madu. Makanan bayi ini diaggap sebagai pilihan yang bagus untuk kesehatan bayi dan baru-baru ini populer di kalangan ibu-ibu di Korea. Bayinya yang awalnya memiliki berat badan sekitar 10 kilogram turun menjadi 8,1 kilogram.

Terlalu banyak mengkonsumsi serat diet dapat menyebabkan gas yang berlebihan dan menghambat penyerapan vitamin, mineral dan protein dalam tubuh. "Jika anak-anak dan remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan terlalu banyak diberi makanan serat diet, maka kemampuan mereka untuk menyerap kalsium menurun," kata Moon. 

Moon mengatakan, efek sampingnya dapat menyebabkan seperti diare atau sakit perut, serta pertumbuhan yang terhambat. Moon merekomendasikan bahwa bayi yang berusia dua tahun lebih baik tidak diberikan serat tambahan karena mereka mendapatkan serat yang cukup melalu makanan biasa. 

"Orang dewasa juga diharapkan hanya mengonsumsi tiga kali sehari dan tidak perlu khawatir jika makan terlalu sedikit," katanya.

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Korea baru-baru ini merilis sebuah studi asupan gizi Korea yang diambil pada 2013. Dalam studi tersebut menunjukkan bahwa 37,8 persen orang dewasa berusia antara 50 hingga 64 tahun dan 33,5 persen antara 65 hingga 74 tahun mengonsumsi serat diet berlebihan. Sekitar seperlima dari orang dewasa berusia 30-an dan 40-an, 10,8 persen dari usia 20-an, 8,6 persen remaja berusia antara 15 dan 18, dan 6,1 persen anak-anak antara usia 12 dan 14 juga mengonsumsi serat diet berlebihan.

Para ahli kesehatan menunjukkan bahwa makan lebih dari 50 gram serat diet per hari bisa menyebabkan asupan mineral yang berlebihan. Akibatnya, dapat menyebabkan diverticulitis atau radang usus besar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement