PAUD Dinilai Bisa Intervensi Penanganan Stunting

Kamis , 19 Oct 2017, 10:04 WIB
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil
Foto: BBC
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati mendukung penanganan stunting atau anak memiliki tinggai badan lebi rendah dibandingkan seusianya dengan intervensi di setiap kementrian terkait terutama Kementrian Kesehatan dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut Esti, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) relevan untuk melakukan intervensi penanganan stunting.

Masalah stunting tertinggi terjadi di wilayah Indonesia terutama wilayah Timur seperti NTT, Sulawesi Barat dan Maluku. "Kami membahas penanganan stunting agar dapat mendapat porsi di APBN, ini merupakan kesempatan pemerintah terutama kemendikbud untuk mengalokasikan anggaran pada program untuk penanganan stunting, " ujar dia di Aula Dakwah, Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (18/10).

Meskipun wilayah Timur memiliki kasus stunting tertinggi, tak menampung di pulau Jawa juga angka stunting pada balita masih diatas 20 persen, fasilitas yang tersedia tidak menjamin bebas stunting. Tahun 2017, anggaran yang diberikan hanya mampu dialokasikan untuk delapan kabupaten. Tahun 2018, penanganan stunting mendapat porsi anggaran lebih banyak. Untuk program seribu hari pertama bayi pada pos penanganan stunting akan diberikan kepada 100 kabupaten.

 

Selain itu, masyarakat dapat menggunakan dana desa untuk mengatasi masalah stunting melalui program posyandu dan PAUD serta perpusnas. Pemahaman literasi penting bagi ibu muda sehingga mereka dapat mengaplikasikannya dalam sehari-hari terutama dalam pemenuhan gizi anak. Perpustakaan akan bekerja sama dengan posyandu untuk menyediakan bahan bacaan kesehatan dan anak bagi ibu rumah tangga.

 

"Banyak ibu rumah tangga yang setelah menikah tak lagi membaca buku, sebagian besar setelah ditanya mereka membaca terakhir setelah lulus SMA atau sebelum menikah, " kata dia.