Wakil Ketua DPR Minta Pemerintah Cermati Fenomena Ekonomi Global

Sabtu , 20 May 2017, 16:34 WIB
Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Taufik Kurniawan.
Foto: DPR
Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Taufik Kurniawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi perekonomian global merupakan sesuatu hal yang perlu dicermati dengan seksama agar kelancaran pembangunan sebagaimana yang telah dirancang pemerintah untuk kemakmuran rakyat juga dapat berjalan sesuai rencana yang ada. "Pemerintah sendiri menyampaikan saat ini Indonesia berada di tengah ketidakpastian ekonomi global, tentunya kita pun harus mengerti dan pahami. Ini tidak semata-mata urusan politik dalam negeri," kata Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan, seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Sabtu.

Politisi Partai Amanat Nasional itu mengingatkan, sejumlah fenomena ekonomi global yang bisa mempengaruhi kondisi ekonomi nasional dengan signifikan antara lain adalah kondisi ekonomi di Amerika Serikat, Cina, ketegangan di semenanjung Korea, hingga masalah finansial yang melanda Uni Eropa. Berbagai pihak saat ini juga sedang menunggu sejumlah kebijakan seperti keterbukaan perbankan, teknologi informasi, dan keseimbangan baru.

Namun, ia juga tidak memungkiri bahwa kondisi politik di dalam negeri juga bisa berpengaruh besar terhadap situasi ekonomi. Sehingga, berbagai isu harus dijaga dengan baik agar tidak membahayakan dan merusak potensi pertumbuhan ekonomi.

"Kita harapkan semuanya bisa berjalan sesuai dengan keinginan DPR dan pemerintah," katanya dan menambahkan harapannya agar prioritas tetap terhadap program sektor riil yang bersifat padat karya dan mengurangi pengangguran.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meyakini apabila perekonomian global terus membaik, maka pada 2018 mendatang pertumbuhan ekonomi domestik dapat mencapai 5,6 persen. Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, sejauh ini pihaknya masih optimistis target tersebut dapat tercapai. Namun, Bappenas akan terus memantau perkembangan ekonomi dunia dan domestik sehingga peluang adanya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi masih terbuka.

Sumber : Antara