Fahri Sesalkan Massa Menerobos Bandara Sam Ratulangi

Selasa , 16 May 2017, 15:56 WIB
Fahri Hamzah
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, menyesalkan aksi massa yang menerobos dan mengakibatkan rusaknya sejumlah fasilitas di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi. Sebab, bandara adalah salah satu objek vital nasional yang harus steril.

 

"Sebaiknya massa jangan menyentuh airport karena berbahaya sekali. Airport harus dijaga, kalau di airport itu keseringan ada hewan saja, radar daripada aviation dunia menjadi waspada karena bisa membahayakan penumpang dan transportasi udara," kata Fahri saat memberikan klarifikasi terkait aksi penolakkan massa terhadap kunjungannya di Manado beberapa waktu lalu.

 

Selain berbahaya bagi keselamatan transportasi udara, Fahri menekankan jika aksi menorobos bandara kerap terjadi,  maka akan merusak citra fasilitas publik Indonesia di mata international.

 

Menurutnya, bandara adalah simbol modernitas transportasi sehingga harus aman dari aksi demonstrasi. "Tidak boleh lagilah kita masuk airport, kita bisa kena tegur karena airport kita kebobolan demonstran," tutur politisi dari dapil NTB ini.

 

Saat ditanyai terkait aksi penolakan massa terhadap dirinya, Fahri menanggapi dengan santai. Ia berpandangan, tidak ada masalah yang tidak bisa dipertemukan dengan berkomunikasi. Indonesia adalah negara yang kompleks sehingga perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah.

 

"Tidak ada yang saya anggap sebagai suatu persoalan yang rumit. Indonesia adalah negara yang kompleks dan kalau ada massa yang berbeda pendapat dan melakukan demonstrasi, inilah Indonesia. Namun, kalau saya yang suka dialog ini ditentang, artinya ada orang yang tidak suka dialog kan," kata Fahri.

Sementara Wakil Ketua DPR RI, Agus Hermanto, menyanyangkan aksi penolakkan masyarakat terhadap kedatangan Fahri. Ia menilai penolakan itu disebabkan karena kurangnya komunikasi. Ia mengakui Manado salah satu daerah yang dikenal dengan toleransinya. ''Jadi, ini hanya masalah miskomunikasi saja," kata politikus dari F-Demokrat ini.