DPR Serukan Umat Islam Bersatu Hadapi Penjajahan Israel

Kamis , 23 Feb 2017, 23:23 WIB
Konferensi Internasional ke-6 tentang Palestina di Teheran, Selasa (21/2).
Foto: AP/Ebrahim Noroozi
Konferensi Internasional ke-6 tentang Palestina di Teheran, Selasa (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Wakil Ketua DPR RI, Agus Hermanto, menyerukan pentingnya persatuan dan keharmonisan di antara negara-negara Muslim seluruh dunia dalam menghadapi penjajahan Zionis Israel atas rakyat Palestina yang hingga kini masih berlangsung. Seruan itu disampaikan saat menyampaikan pidato para Konferensi Internasional ke-6 Untuk Mendukung Perjuangan Rakyat Palestina yang berlangsung di Teheran, Iran, Rabu.

"Persatuan dan keharmonisan di antara kita juga harus terbentuk dalam rangka terwujudnya rekonsiliasi faksi-faksi di Palestina, khususnya Fatah dan Hamas. Perpecahan di antara kita hanya akan menguntungkan Israel," tegas Agus di hadapan peserta konferensi yang terdiri atas perwakilan dari 80 negara dan sekitar 700 tamu asing.

Agus menekankan Umat Islam harus meyakini bahwa persatuan dan kesatuan merupakan sumber kekuatan terbesar dalam menghadapi kesombongan dan penindasan Israel. "Mari kita maju bersama menuju persatuan untuk Palestina," seru Agus seraya berharap bahwa konferensi tersebut dapat menuai gagasan dan pemikiran yang dapat diterapkan dalam rangka mendirikan negara Palestina yang berdaulat dengan Al-Quds Al-Syarif sebagai ibu kotanya.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Indonesia, Mohammad Saleh, yang juga menyampaikan pidato pada konferensi itu menegaskan bahwa 90 persen dari lebih dari 200 juta masyarakat Indonesia adalah Muslim yang anti-kolonialisme.

''Indonesia telah memiliki tujuh presiden yang tidak pernah berubah sikap dalam mendukung perjuangan Palestina untuk merdeka dan membangun negara Palestina,'' kata Ketua DPD seraya menambahkan bahwa Indonesia menanti keanggotaan penuh Palestina di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

''Sejak awal kemerdekaan Indonesia, Presiden pertama Indonesia, Sukarno negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia tersebut menolak kemerdekaan Israel pada 1948,'' ujarnya.

Sumber : Antara