Program Satu Pemuda Satu Kreasi Bisa Bantu Atasi Penganguran

Selasa , 23 Aug 2016, 12:35 WIB
Wakil Ketua Komisi X Sutan Adil Hendra.
Foto: dpr
Wakil Ketua Komisi X Sutan Adil Hendra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengangguran masih menjadi masalah di Indonesia. Wakil Ketua Komisi X Sutan Adil Hendra mengatakan problem penganguran di kalangan generasi muda harus bisa di selesaikan. Untuk itu, pemuda baik di perkotaan dan pedesaan harus bisa bekerja. Generasi muda harus menjadi pelopor pembangunan, dengan dimulai dari pedesaan.

Menurutnya, karakter unggul itu bisa dibentuk dengan kreasi dan produktivitas sebagai output-nya, jika ini berjalan kita bisa mengadopsi sistem pemberdayaan desa ala Korea dengan kepeloporan pemudanya. Program satu pemuda satu kreasi ini harus berbasis potensi desa, dan dimotori kaum muda dengan sasaran akhirnya kan untuk memajukan desa melalui kreasi yang spesifik.

“Di era sekarang hendaknya kaum pemuda harus berani dan memulai menjadi pelopor pembangunan khususnya di tingkat desa, agar desa bisa maju seperti yang di inginkan bersama,” kata dia, Selasa (23/8).

Sutan menambahkan, pemuda Indonesia perlu belajar dari pengalaman Korea Selatan, yang bisa menjelma menjadi negara maju dengan gerakan desa baru (saemaul undong) yang di pelopori pemuda. Masyarakat desa khususnya generasi muda Tanah Air harus menjadi pelaku utama pembangunan.

Politisi F-Gerindra itu menambahkan, upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa menjadi keniscayaan sekaligus tantangan bangsa khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga termasuk pemerintah daerah. “Saya minta Kemenpora ikut mendukung penguatan karakter pemuda untuk berkompetisi secara produktif dengan program satu pemuda satu kreasi yang berbasis desa,” kata dia.

Untuk itu, politisi asal dapil Jambi itu mengatakan pada tahap awal, program ini lebih menitik beratkan pada penguatan pola pikir dan ketrampilan pemuda untuk lebih produktif, di sini ada kompetisi kreasi antar kelompok pemuda.

“Tahap selanjutnya baru di lakukan pendampingan dan fasilitasi kreativitas yang dihasilkan, sehingga bisa berjalan dalam pembangunan lokal,” katanya.