Pemerintah Diminta Matangkan Proyek 35 Ribu MW

Rabu , 17 Aug 2016, 17:21 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtar Tompo.
Foto: dpr
Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtar Tompo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtar Tompo menanggapi Pidato Presiden Joko Widodo di sektor energi, terutama menyangkut pengadaan listrik. Menurut dia, Mega proyek 35 ribu megawatt untuk atasi defisit listrik masih sulit terwujud karena alasan politis dan perencanaan yang belum matang. Program Indonesia Terang yang ingin mencapai target elektrifikasi 97 persen juga belum merata dilakukan di semua daerah.

“Belum ada pernyataan spirit dari pemerintah bahwa proyek ini bisa terwujud. Saya berharap Presiden urun rembuk dulu dengan kementerian teknis, yaitu ESDM dan PLN. Matangkan dulu. Jangan gegabah membuat planning,” ujar politikus Partai Hanura ini.

Menurut Mukhtar, mungkin saja pertimbangan pemerintah benar, ingin membangun proyek 35 ribu Mw, karena melihat kebutuhan energi listrik di daerah. Tapi, kalau kementerian ESDM dan PLN menyatakan sulit terwujud, tentu sulit juga bagi pemerintah untuk merealisasikannya. Apalagi, masih ada persoalan politis di internal kabinet soal ini. Antar-menteri masih sering silang pendapat.

"Saya sempat berharap Menteri ESDM yang baru bisa bahas ini. Ternyata, baru 20 hari menjabat sudah dicopot,” papar mantan Anggota DPRD Provinsi Sulsel itu.

Sementara mengomentari program Indonesia Terang yang ingin menyasar 12.659 desa atau setara 300-500 Mw, politisi dari dapil Sulsel I ini mengatakan, pengadaan listrik di daerah terpencil masih jauh dari harapan. Di dapilnya sendiri, banyak desa belum terakses listrik. Bahkan, di NTT banyak desa yang sangat tertinggal dan sampai kini belum mendapat penerangan listrik.