Ketua DPR: Setelah Santoso, Jangan Dipikir Terorisme Selesai

Kamis , 21 Jul 2016, 12:29 WIB
Polisi berjaga di dekat dua peti jenazah di depan Ruangan Instalasi Forensik Rumkit Bayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/7).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Polisi berjaga di dekat dua peti jenazah di depan Ruangan Instalasi Forensik Rumkit Bayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Ade Komarudin menilai terorisme sama dengan masalah korupsi dan narkoba. Ketiganya merupakan tiga musuh besar masyarakat dan pemerintah Indonesia.

"Yang jelas terorisme itu sama dengan korupsi. Tiga besar musuh utama negara ini narkoba, terorisme dan korupsi. Jadi terorisme tidak boleh lengah," kata Ade Komarudin disela-sela acara sidang promosi gelar doktor untuk anggota DPR RI Herman Khaeron di Universitas Padjadjaran Bandung, Kamis (21/7).

Ia mengapreasi keberhasilan aparat gabungan TNI-Polri yang berhasil menangkap jaringan kelompok teroris pimpinan Santoso, di Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/7).

"Kemarin ketangkap Santoso, jangan dipikir itu selesai. Belum selesai itu. Ini harus menjadi kewaspadaan nasional. Negeri ini perlu stabilitas karena ekonomi dunia sedang tidak bagus dan kalau politik kita tidak stabil bisa makin parah kita," ujarnya.

Ia juga menilai ditunjuknya Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) oleh Presiden Joko Widodo, menurut Akom, merupakan hal yang tepat.

"Beliau track record-nya bagus, saya kira tepat diposisinya tersebut. Dan masalah terorisme ini tidak ada sangkut pautnya sama kesejahteraan," katanya.

Sumber : antara