DPR Nilai Dokter Dionisius Pahlawan

Kamis , 12 Nov 2015, 13:54 WIB
Dede Yusuf
Foto: Antara/Agus Bebeng
Dede Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Hari Kesehatan Nasional (HKN), seorang dokter muda wafat saat sedang mengabdi sebagai pegawai tidak tetap (PTT) di daerah pelosok Maluku.

Alumnus FK Universitas Hasanuddin Makassar Dionisius Giri Samudra dikabarkan meninggal dunia, kemarin (11/11) sekitar pukul 18.00 WIT. Penyebabnya diduga serangan malaria. Dokter Dionisius sendiri sedang menjalani program internship di RS Cendrawasih, Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.

Ketua Komisi Kesehatan DPR RI Dede Yusuf menyatakan duka atas kepergian mendiang yang sedang menjalani tugas negara. Menurut politikus Partai Demokrat ini, mendiang dapat dipandang sebagai pahlawan yang mengabdi demi rakyat di pelosok Indonesia.

"Kita turut berbela sungkawa. Beliau mungkin bisa kita katakan mati syahid dalam perjuangan untuk mewujudkan kesehatan bagi masyarakat di wilayah Kepulauan Aru," ucap Dede Yusuf saat dihubungi, Kamis (12/11).

Kematian mendiang Dionisius diduga akibat malaria yang memicu demam tinggi. Kemudian, diperparah lagi dengan penurunan kadar trombosit secara drastis. Sebelum wafat, mendiang sudah mengalami kehilangan kesadaran.

Kondisi Dokter Dionisius yang demikian kritis tak dapat ditangani RS tempatnya bekerja lantaran minimnya fasilitas. Sebelum menghembuskan napas terakhir, korban dalam perjalanan menuju rumah sakit rujukan.

Namun, perjalanan dari Dobo ke Ambon saja memerlukan waktu sekitar tiga jam, itu pun dengan jalur udara. Padahal, kondisi Dokter Dionisius sudah parah.

Terkait itu, Dede mengaku sudah menghubungi Sekjen Kemenkes sejak sore kemarin (11/11). Sekjen Kemenkes pun menyebutkan kepadanya, Dionisius sebelum terkena demam tinggi sudah mengidap dua penyakit, yakni campak dan radang otak.

"Jadi malaria itu mempercepat proses penyerangan radang otaknya," kata Dede.