Kamis 11 Jan 2018 14:17 WIB

Investor Arab Saudi Jajaki Pengelolaan Sampah Bali

Empat pekerja memilah sampah botol air mineral untuk didaur ulang di bisnis unit daur ulang kawasan Kertalangu, Denpasar, Bali, Selasa (5/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Empat pekerja memilah sampah botol air mineral untuk didaur ulang di bisnis unit daur ulang kawasan Kertalangu, Denpasar, Bali, Selasa (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Rombongan investor dari Arab Saudi dan Turki menemui Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk menjajaki peluang kerja sama pengelolaan sampah di Pulau Dewata. Anggota DPD RI asal Bali I Gusti Ngurah Arya Wedakarna mengatakan Bali saat ini membutuhkan investasi di bidang pengelolaan sampah dan energi.

"Maka saya menawarkan mereka berkunjung ke sini untuk menjajaki peluang kerja sama," kata I Gusti Ngurah Arya Wedakarna saat menemui Gubernur Bali bersama rombongan investor tersebut di Denpasar, Kamis (11/1).

Menurut Wedakarna, sebelumnya para pengusaha Turki dan Arab Saudi ini telah bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja di Jakarta. Dia berharap ada peluang kerja sama yang bisa digarap setelah pertemuan tersebut, mengingat mereka telah berpengalaman 35 tahun di bidang pengelolaan sampah dan pengembangan energi.

Senada dengan Wedakarna, pimpinan rombongan pengusaha Al Sharif Faiz dari Alsharif Energy Company mengaku sangat tertarik menjajaki kerja sama di bidang pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan di Pulau Dewata. Menurut Sharif Faiz, perusahaannya telah menjalin kerja sama di sejumlah negara.

Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyambut positif tawaran kerja sama penanganan sampah dan energi yang diutarakan rombongan pengusaha Arab Saudi dan Turki.

Dia tidak memungkiri sampah memang masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi Bali sebagai daerah tujuan wisata. Salah satu persoalan yang belakangan menjadi sorotan adalah keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Suwung, Denpasar, yang selama ini dimanfaatkan Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita).

Menurut Pastika, banyak sekali investor nasional dan asing yang datang untuk menawarkan kerja sama pengelolaan TPA Regional Suwung. Telah ada 58 investor yang datang untuk menjajaki peluang kerja sama.

"Artinya, pengusaha dari Arab Saudi dan Turki yang datang hari ini adalah investor yang ke-59," ujarnya.

Rombongan investor Arab Saudi dan Turki ini diminta berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah terkait. Selain kerja sama pengelolaan sampah, Pastika berharap mereka juga menjajaki kemungkinan kerja sama pengembangan solar cell.

Total luas TPA Regional Suwung mencapai 32,46 haktare. Menyongsong pelaksanaan IMF- World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018 mendatang, pemerintah pusat telah mengambil alih penanganan 22,46 haktare TPA yang akan dijadikan ecopark. Sisanya seluas 10 hektare, akan dikelola dengan konsep sanitary landfill management dan waste to energy.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement