Sabtu 12 Mar 2011 12:30 WIB

Akibat Cuaca Buruk, Petani Percepat Panen

Pemerintah diminta membeli hasil panen petani
Pemerintah diminta membeli hasil panen petani

REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU - Para petani di Provinsi Bengkulu saat ini mempercepat panen karena pengaruh cuaca buruk dan turun hujan. Sehingga, padi mereka bisa terselamatkan dari kerusakan.

Idealnya musim panen para petani itu bulan depan. Namun melihat perkembangan cuaca sekarang, petani langsung memanen tanaman padi mereka. Demikian kata petugas di Balai Penyuluhan Pertanian Provinsi Bengkulu, Ir Rusdi, Sabtu (12/3).

Pertimbangan petani itu antara lain setelah melihat pengalaman tahun sebelumnya. Tanaman padi mereka banyak terendam air sehingga sebagian besar rusak.

Dengan mempercepat masa panen tersebut, sebagian besar produksi padi mereka bisa diselamatkan dari ancaman kerusakan, terutama di beberapa sentra produksi di Bengkulu. "Saya mendapat laporan dari tenaga penyuluh di beberapa kabupaten antara lain Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara dan Kabupaten Kaur dekat dengan kawasan pantai," katanya.

Sorang petani Desa Gunung Menung, Ismail (45), mengakui bahwa warga dalam beberapa hamparan areal sawah sudah panen lebih awal. Mereka beralasan takut tanamannya rusak akibat perubahan cuaca. Mereka khawatir tidak dapat mengantisipasi karena hujan turun terus menerus selama sepekan ini. Hal tersebut bisa mengakibatkan banjir dan merendam tanaman padi.

"Saya seharusnya panen bulan depan. Tapi, sekarang terpaksa sudah dilakukan takut kalau kualitas gabah makin jelek, akibat terendam banjir," katanya.

Panen lebih awal sudah pasti menghasilkan gabah tidak sempurna. Namun, kualitasnya diperkirakan tidak separah kalau buah padi rusak terendam air. Sekarang petani kebingungan gabah hasil panen itu tidak bisa dijemur sehingga sebagian busuk. ''Bahkan, ada yang sudah tumbuh seperti bibit,'' kata Ismail.

Warga tidak hanya mencemaskan ancaman banjir bandang melanda areal persawahan mereka. Tapi, hembusan angin kencang akibat badai juga bisa merobohkan tanaman padi yang tengah berbuah. Kondisi tersebut makin menyulitkan karena para petani juga dibebani biaya produksi tinggi, seperti pembelian obat dan pupuk tanaman. Sedangkan, biaya panen bisa lebih irit karena dibantu warga dengan cara gotong royong.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement