Sabtu 27 Nov 2010 21:30 WIB

Khawatirkan Letusan Susulan, Tokoh Adat Tengger Jaga Malam

Rep: Asan Haji/ Red: Siwi Tri Puji B
Gunung Bromo
Foto: antara
Gunung Bromo

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN – Gunung Bromo yang sudah meletus sekitar pukul 17.22 WIB, Jumat (26/11) bukan berarti  masa kritis sudah lewat. Tokoh adat warga Tengger, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan justru sangat khawatir terhadap  letusan susulan Bromo yang diyakini bakal lebih dahsyat.

Letusan Bromo yang terjadi sore hari itu dinilai, Mulyantono, tokoh Adat Tengger dinilai masih tidak seberapa. Bahkan, hampir tidak disarakan warga, karena letusannya dikatakan sangat kecil. Itu jika dibandingkan dengan letusan yang terjadi tahun 2004 lalu.

Meski begitu Mulyantono secara jujur mengakui bila yang dikhawatirkan justru letusan susulan. ‘’Letusan tadi itu masih kecil, Mas. Jadi menurut kami masih belum. Kita tunggu malam ini,’’ kata Mulyantono, saat dihubungi Jum’at (26/11).

Dia menjelaskan bahwa letusan Bromo yang lebih dahsyat dan membahayakan bisa terjadi. Alasannya, aktivitas Bromo yang memiliki ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut (Dpl) itu diyakini masih akan terus meningkat.

Makanya, tandas dia, tokoh adat bersama tokoh masyarakat dan aparat desa melakukan jada malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement