Rabu 07 Jul 2010 07:40 WIB

Pemprov Jabar Merasa Belum Perlu Lakukan Operasi Pasar

Rep: c23/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kenaikan harga kebutuhan pokok yang melonjak drastis belakangan ini belum menggugah niat Pemprov Jabar untuk melakukan operasi pasar. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Supramono, mengakui adanya kenaikan yang cukup mencolok  pada sejumlah kebutuhan pokok, terutama cabai.

Ia memaparkan kenaikan harga tersebut disebabkan kurangnya pasokan. “Naiknya harga cabai dan bahan makanan lain, seperti bawang merah dan ayam disebabkan kurangnya pasokan dari daerah penyuplai. Hal ini disebabkan cuaca yang masih tidak menentu yang seharusnya sudah proses penanaman, tapi tertunda akibat masih tingginya curah hujan,” ungkap Supramono, Selasa (6/7).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemprov akan mengadakan identifikasi daerah di luar Jabar yang mengalami surplus pada bahan-bahan tersebut. Kemudian akan dilakukan pengiriman ke daerah-daerah yang mengalami kekurangan pasokan cabai atau komoditas lainnya.

Ia menilai, operasi pasar tidak diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Untuk bahan-bahan tersebut, lanjutnya, pemerintah belum memiliki pasokan stok yang jelas. Sehingga pelaksanaan operasi pasar tidak memungkinkan.

“Kalau dilakukan operasi pasar bahan-bahan seperti beras, terigu, dan telur dapat dilakukan. Akan tetapi untuk bahan-bahan seperti cabai, operasi pasar tidak efektif,” ujarnya.

Salah satu anggota Komisi B DPRD Jabar, Sally Andriani, menyatakan Pemprov Jabar terlambat mengantisipasi kenaikan harga cabai, bawang merah, dan daging ayam di pasar-pasar tradisional. Ia menilai kenaikan harga tersebut dapat berpengaruh terhadap bahan makanan lainnya.

“Operasi pasar harus segera dilakukan. Rencananya akhir pekan ini DPRD Jabar akan mengadakan operasi tersebut,” tutur Sally.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement