Sabtu 01 May 2010 18:38 WIB

Pencurian Travo Listrik, Marak di Probolinggo

Rep: eko hardianto/ Red: irf

PROBOLINGGO--Aksi pencurian travo milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di lingkungan Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) PLN Probolinggo, lagi marak. Tercatat, dalam kurun waktu April ini saja, sudah tiga peristiwa pencurian travo terjadi di kawasan Probolinggo.

Berturut-turut pada 1 April di kawasan Desa Sumberkare, berlanjut pada 21 April di Desa Wonosari, dan Kamis (29/4) dinihari, pencurian terjadi di kawasan Gunung Tugel, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo. Sedangkan Januari hingga Maret 2010 pencurian serupa terjadi sebanyak empat kali, yakni di Desa Gunung Bekel, Tegal Siwalan Kulon, Wonorejo, Kecamatan Wonomerto, dan di Desa Legundi, Kecamatan Bantaran.

Kepala UPJ PLN Probolinggo, Rustam Efendi SE, menjelaskan, pelaku selalu membawa lari isi travo berupa kawat tembaga. Kawat travo dari tembaga yang rata-rata memiliki berat hingga dua kwintal itu yang mereka buru. Kalau dijual, harga kawat tembaga setiap travo bisa mencapi Rp 5 juta," ujarnya.

Melihat kondisi di setiap lokasi kejadian, kuat dugaan pelaku berjumlah lebih dari satu orang. Dalam beroperasi mereka menjatuhkan langsung travo dari ketinggian sekitar 10 meter. Pencurinya pasti berkelompok. Karena barang bawaannya itu berat, sambung Rustam.

Akibat pencurian itu, dalam empat bulan terakhir UPJ PLN Probolinggo merugi hingga ratusan juta rupiah. Dengan asumsi, jika harga setiap travo hilang berkapasitas 100 KVA, berkisar Rp 70 juta dikalikan tujuh, kalkulasi akhirnya mencapai Rp 490 juta. Belum lagi soal hilangnya setoran listrik dari pelanggan yang rata-rata menggunakan daya 490 sampai 900 VA akibat pemadaman listrik. Sebab pelanggan PLN di sekitar hilangnya travo secara otomatis tak bisa menikmati aliran listrik hinggar travo pengganti didatangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement