Selasa 13 Apr 2010 02:54 WIB

Di saat Pupuk Naik, Harga Gabah di Lamongan Anjlok

Rep: Masduki/ Red: Budi Raharjo
Petani
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Petani

LAMONGAN--Petani di Kabupaten Lamongan resah. Di saat harga eceran tertinggi (HET) pupuk naik rata-rata 35 persen, harga jual gabah justru anjlok hingga menjadi Rp 2.000 per kilogram. Harga tersebut jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan Rp 2.640 per kilogram.

''Pada Jumat lalu bahkan harga gabah hanya Rp 1.700 per kilogram. Sedangkan, hari ini antara Rp 1.900 hingga Rp 2.000 per kilogram,'' keluh Sujam, petani asal Desa Plumpang, Kecamatan Sukodadi, Senin (12/4).

Menurut dia, harga gabah yang sangat murah tersebut benar-benar memukul petani. Sebab, dua hari yang lalu mereka sudah terpukul dengan adanya kenaikan harga pupuk yang mencapai 35 persen. Dengan adanya kenaikan harga pupuk tersebut dipastikan pengeluaran petani akan melonjak. Tapi, secara bersamaan pendapatan petani justru turun akibat anjloknya harga gabah tersebut, sehingga kondisi petani benar-benar terpuruk.

Rohman, petani asal Desa Balungtawun, Kecamatan Sukodadi, mengekuhkan hal yang sama. Selain penghasilan petani semakin menurun akibat anjloknya harga gabah, petani juga tidak bisa mendapatkan uang langsung dari hasil penjualan gabahnya.

Sebab, para pedagang yang membeli gabah petani umumnya tidak bersedia membayar secara tunai. Tetapi, baru dibayar paling cepat seminggu kemudian. ''Sehingga petani terpaksa harus berutang untuk modal tanam selanjutnya. Antara lain, untuk membayar tenaga kerja yang memanen dan mengolah tanah,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement