Jumat 05 Nov 2010 06:35 WIB

Ditinggal Mengungsi, Selo Jadi Kota Mati

REPUBLIKA.CO.ID,Kondisi pusat Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sejak Kamis pagi hingga saat ini, masih lengang seperti kota mati akibat ditinggal warganya menyusul semburan awan panas Gunung Merapi yang terus-menerus berlangsung.

Pantauan di pusat Kecamatan Selo, hanya tinggal puluhan orang dari ribuan orang yang sebelumnya menempati tempat pengungsian akhir di Desa Samiran, Selo. Puluhan orang itu, di antaranya petugas kepolisian, anggota TNI, dan sejumlah relawan warga setempat.

Menurut Kepala Polsek Selo, AKP Suparma, anggotanya terus melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga di Selo untuk meminta mereka mengungsi ke tempat yang aman, karena kondisi Merapi hingga saat ini terus menyemburkan awan panas.

Ia menjelaskan, warga sudah meninggalkan Selo menuju ke bawah atau Kecamatan Cepogo dan Boyolali kota, sejak Rabu (3/11) malam dan sebagian mengungsi ke daerah Gunung Merbabu.

Pihaknya telah mendata masih ada 3.353 orang warga Selo yang mengungsi di Desa Tarobatang atau di wilayah lereng Merbabu atau sekitar 10 kilomter dari puncak Merapi Selain itu, warga lainnya sekitar 700 jiwa mengungsi ke Selo Duwur atau Desa Genting juga di lereng Gunung Merbabu.

Sementara logistik yang berada sebelumnya di TPA Samiran sudah digeser ke Cepogo dan Boyolali, sehingga di Samiran sudah kosong. "Anggotanya setelah melakukan penyisiran warga, mereka harus turun bergabung dengan Polsek Cepogo," katanya.

Ia menjelaskan, jalur Solo-Selo- Borobudur (SSB) hingga saat ini, tidak ditutup, terkait kondisi Merapi yang mengeluarkan awan panas secara terus-menerus. "Belum ada perintah penutupan jalur SSB, sehingga jalan itu masih terbukan untuk umum," katanya.

Muh Soni, seorang relawan warga setempat menjelaskan, warga selo yang masih bertahan di lokasi sekitar puluhan orang, mereka kebanyakan relawan.

Menurut Muh Soni, warga yang masih tinggal semuanya laki-laki dewasa sehingga sewaktu-waktu Merapi membahayakan mereka akan cepat menyelamatkan diri. "Kondisi Selo saat ini, memang lengang, warga banyak yang mengungsi ke bawah," katanya.

Menurut Soni, kondisi puncak Merapi hingga saat ini, secara visual tertutup kabut tebal, sehingga tidak terlihat dari Selo.

Luwarno (62), relawan Merapi menjelaskan, kondisi Merapi sangat mengerikan, sehingga warga diminta turun dari lereng gunung mencari tempat perlindungan yang aman.

"Warga jangan takut Merapi, tetapi juga jangan meremehkan. Kondisi Merapi saat ini, sudah tidak menentu. Sehingga, warga diminta dapat menjauh sedikitnya 20 kilometer dari puncak," kata Luwarno.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement