Jumat 10 Dec 2010 08:55 WIB

Perdagangan Gelap Ancaman Terbesar Populasi Kukang

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Perdagangan gelap kukang (Nycticebus spp) masih menjadi ancaman terbesar terhadap populasi primata kecil tersebut selain menyusutnya habitat alami makhluk tersebut, demikian menurut seorang pakar konservasi, Kamis (9/12).

"Tak ada informasi yang beredar ke publik tentang kukang. Namun telah ada pengetahuan umum bahwa kukang di Indonesia serius terancam punah akibat hilangnya habitat alami mereka dan perdagangan ilegal," ujar sang pakar, Darma Jaya Sukmana yang jug direktur Yayasan Penyelamatan Hewan Internasional (IAR), di Bogor.

Sukmana memaparkan bahwa kukang Jawa telah masuk dalam daftar 25 primata terancam punah di dunia sejak 2008. Namun yang membuat kondisi kian parah adalah informasi tentang kukang terkait perilaku dan populasi mereka di alam bebas sangat terbatas.

Mengapa perdagangan ilegal menjadi ancaman utama? Menurut Sukmana, gara-gara praktek tersebut, hewan itu pun berakhir menjadi  binatang piaraan bahkan dibunuh untuk materi pengobatan tradisional. "Yang memprihatinkan kami, perdagangan itu dilakukan di tempat terbuka, di hampir semua pasar burung di Indonesia," ujarnya.

Kukang adalah salah satu binatang langka di Indonesia. Perdagangan terhadap jenis hewat tersebut dianggap ilegal berdasar ketentuan dalam Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).

Ada lima tipe spesies Kukang di dunia dan tiga dari mereka asli Indonesia, yakni Kukang Sumatra (Nycticebus Caucang), Kukang Jawa (Nycticebus Javanican) dan Kukang Kalimantan (Nycticebus Menagensis).

Sementara dua tipe lain adalah Nycticebus Beugalensis dan Nycticebus Pigamaeus yang tersebar di Kamboja, Vietnam, Laos dan Cina. Keberadaan mereka di alam liar kini terancam karena, seperti di Indonesia, perdagangan ilegal terhadap hewan itu masih berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement