Rabu 20 Oct 2010 03:45 WIB

Menikmati Hujan Meteor Hingga Akhir tahun

Rep: Wulan Tunjung Palupi/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hujan meteor akan bisa dinikmati di langit Nusantara dalam beberapa waktu mendatang. Oktober, November, dan Desember adalah waktunya beberapa jenis meteor maupun sisa meteor jatuh sehingga dapat dinikmati keindahannya.

Profesor Riset Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengungkapkan, pada 20-22 Oktober adalah puncak hujan meteor Orionid. Meteor-meteor ini diperkirakan merupakan debu-debu yang tertinggal dari Komet Halley yang bergerak mengitari matahari berlawanan dengan arah pergerakan bumi.

Pada 17-18 November merupakan puncak hujan meteor Leonid dan pada 13-14 Desember diramalkan kita dapat melihat hujan meteor Geminid.

Meskipun hujan meteor itu dapat dilihat dari langit Indonesia yang notabene terletak di bagian selatan bumi, namun ada beberapa persyaratan tambahan agar indahnya hujan meteor itu dapat dilihat dengan mata telanjang. Syarat pertama adalah, cuaca malam hari harus cerah, polusi cahaya minimal dan arah pandang tidak terhalang.

"Bahkan meteor tidak dapat terlihat kalau ada polusi cahaya alami, yakni sinar bulan," tutur Thomas. Meski secara perhitungan saintifik, ketiga jenis meteor ini dapat dilihat dari langit Indonesia, namun akhir tahun biasanya curah hujan relatif tinggi. Akibatnya, keindahan buntut meteor yang oleh orang awam juga disebut bintang jatuh itu bisa jadi tidak terlihat.

Di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara yang curah hujan Oktober diperkirakan relatif lebih sedikit dibanding wilayah lain di Indonesia. ''Sehingga wilayah itu merupakan tempat di mana kita berpotensi melihat hujan meteor,'' jelas Thomas.

Hujan meteor ini merupakan siklus di mana bumi melintasi sisa debu komet. Bisa jadi komet itu sendiri sudah mati, namun masih menyisakan debu di lintasannya. Dalam satu tahun, bumi beberapa kali melintasi sisa debu komet. 

Meteor Orionid ini diperhitungkan akan menghujani sebanyak 20-30 meteor per jam. Situs Spance.com melansir dekatnya orbit Komet Halley dengan bumi, menyebabkan meteor-meteor ini diperkirakan bakal menerjang atmosfer dengan kecepatan sekitar 66 km per detik.

Dari sekian banyak meteor yang bisa disaksikan dari bumi, kecepatan meteor ini hanya bisa dikalahkan oleh kecepatan meteor Leonid, yang akan terlihat pada November mendatang.

Aktivitas meteor ini tidak konstan setiap tahunnya. Hujan meteor Leonid misalnya, mencapai puncaknya pada 1998-2002. Saat itu setiap terjadi hujan meteor bisa mencapai ratusan meteor per jamnya. "Bahkan sampai disebut badai meteor," ujar Thomas.

Bagi para ilmuwan, hujan meteor yang rutin terjadi dapat digunakan untuk menganalisis perubahan flux meteor. Seluruh kegiatan itu secara khusus diamati LAPAN  melalui kamera meteor yang ada di kota Bandung dan radar meteor di Kototabang, Sumatra Barat. Hujan meteor ini tidak berbahaya karena kecepatan maupun arah jatuhnya dapat diperkirakan. Sedangkan yang berbahaya adalah meteor sporadis yang lintasannya tidak terpola dan dengan kecepatan yang sulit diprediksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement