REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah melakukan terobosan dengan menyalurkan anggaran Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Asian Games 2018, langsung kepada Cabang Olahraga (Cabor). Dengan adanya kebijakan ini seharusnya Cabor bisa lebih leluasa mengelola dana tersebut. Termasuk untuk urusan gizi dan suplemen untuk atletnya.
Sehingga dengan begitu, seharusnya Cabor tidak ada masalah dengan pemenuhan dan penjagaan gizi terhadap atletnya.
"Saat Cabang Olahraga mengajukan proposal Pelatnas, mencantumkan anggaran untuk gizi dan suplemen untuk atletnya. Jadi seharusnya tidak ada masalah dengan kecukupan gizi atlet. Saya sendiri belum mendapat laporan tentang cabor yang kekurangan tenaga ahli gizi," ujar Sektretaris Kemenpora, Gatot S. Dewabroto kepada Republika.co.id, Rabu (1/3).
Sementara Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir menyatakan akan memastikan masalah ahli gizi dengan melakukan diskusi dalam pembahasan rapat dengan para cabang olahraga. Nantinya akan diketahui apakah perlu adanya pendampingan atau seperti apa.
"Sebab di Inasgoc sendiri sudah ada tim dokter, medical dan tes dopping. Di catering juga ada ahli gizi, karena kami juga tidak mau adanya isu-isu soal makanan yang tidak baik pada saat penyelenggaraan multievent empat tahunan paling bergengsi kawasan asia ini," ujarnya.
Sebelumnya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menemukan empat kendala yang muncul dalam program pemusatan pelatihan nasional (pelatnas) cabang-cabang olahraga Asian Games 2018 sebagai hasil pemantauan sejak awal Januari.
Empat kendala program pelatnas itu adalah kepemilikan asuransi bagi atlet, keberadaan ahli gizi dan suplemen, sosialisasi zat doping, serta kebutuhan peralatan yang kurang.
.