Senin 26 Feb 2018 19:53 WIB

'Asian Games Membawa Banyak Warisan Bagi Indonesia'

Event olah raga internasional seperti Asian Games patut dikembangkan terus.

Ketua INASGOC Erick Thohir memberikan materi kepada ratusan peserta sekolah kader partai nasional demokrat di Akademi Bela Negara, Jakarta, Ahad (25/2).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua INASGOC Erick Thohir memberikan materi kepada ratusan peserta sekolah kader partai nasional demokrat di Akademi Bela Negara, Jakarta, Ahad (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir meyakini pentingnya Asian Games untuk national branding Indonesia. Menurut Erick, yang telah lama menjadi praktisi dalam industri olah raga ini, di dalam dunia event olah raga biasanya dibedakan dua jenis berdasarkan fungsinya, yakni multinational event atau international event, dan sport tourism. Dalam multinational event dipadukan pentingnya infrastruktur dan prestasi olah raga.

“Maka kita memanfaatkan apa yang dulu banyak dibangun presiden pertama Indonesia, Soekarno, seperti gedung-gedung olahraga, infrastuktur telekomunikasi seperti gedung TVRI dan lain-lain. Sekarang ini pemerintah kita juga terus membangun venue-venue baru, perkampungan atlit dan infrastruktur olah raga lain yang bisa dimanfaatkan masyarakat, bukan hanya saat terselenggaranya acara Asian Games, tapi juga bisa dimanfaatkan ke depannya”, kata Thohir pada sesi talkshow acara Eventnesia 2018 yang diselenggarakan oleh Program S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, di Kampus BSD, Tangerang Selatan, dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (26/2).

Event olah raga internasional seperti Asian Games, menurut presiden klub Inter Milan ini, patut dikembangkan terus agar menjadi event yang berkesinambungan, juga karena memberikan banyak warisan hal-hal baik bagi bangsa Indonesia.

“Dalam multievent seperti Asian Games ini ada gimmick-nya yakni national branding. Di situ turunannya banyak sekali. Di samping legacy infrastuktur, ada juga sisi knowledge, dimana pada kesempatan ini dibuka bagi banyak relawan kaum muda yang diharapkan bisa mendukung event ini di banyak hal. Di Asian Games tahun ini misalnya, kita butuh 530 mahasiswa untuk relawan pendukung," katanya.

Warisan baik yang lain yang semestinya, kata Erick, diciptakan dan dipertahankan dalam peristiwa seperti ini adalah pembangunan kultur yang baik di masyarakat. Selama persiapan dan terselenggaranya acara ini kita dituntut untuk berdisiplin di semua tempat, ramah kepada pengunjung, tidak membuang sampah sembarangan agar segala sarana terjaga bersih untuk para tamu yang datang dan lain-lain. 

Hadir dalam acara tahunan tersebut narasumber lain di antaranya Staf Ahli Bidang Politik Kemenpora Yuni Poerwanti, Wakil Ketua Tim Percepatan Wisata Olah Raga Kementerian Pariwisata Aranyaka Dananjaya Axioma, dan Ketua Harian Indonesia e-Sport Association William Tjahyadi.

Menurut Erick, sport tourism itu unik karena berhubungan dengan kekayaan alam. Di Asian Games misalnya, diangkat olah raga lokal yang dipertandingkan. Pencak silat itu pertama kali dipertandingkan baru di Asian Games. Begitu juga jetski dan surfing. "Dengan semua ini kita harapkan ekonomi kita juga berputar untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Dan Infrastuktur lokal diperbaiki, lalu knowledge kita naik juga kultur kita diharapkan makin berkembang” kata Erick pada acara yang dihadiri ratusan pemangku kepentingan di dunia pariwisata dan olah raga itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement