Sabtu 04 Oct 2014 13:40 WIB

Belum Lengkap Jika Tidak ke Ansan

Para pemain Timnas U-23 Indonesia saat berlatih bersama.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/pras/13
Para pemain Timnas U-23 Indonesia saat berlatih bersama.

Oleh: Reja Irfa Widodo

dari Incheon, Korea Selatan

''Waktu pertama datang kesini, satu tempat yang saya ingin kunjungi ya Ansan. Katanya kalo disini gak lengkap kalo gak ke Ansan,'' kata Awan (29 tahun), TKI asal Cilacap, kepada saya saat kami bertemu di kereta menuju Ansan.

Saat tiba di Ansan, saya sepakat sepenuhnya dengan pendapat Awan itu. Di Ansan, saya tidak terlalu merasa asing. Setidaknya saya bisa bertemu dengan orang-orang Indonesia dan yang terpenting saya bisa kembali merasakan makanan khas Indonesia.

Ansan adalah kota tetangga Incheon dan berada di sebelah barat Incheon. Dengan menggunakan jalur kereta yang sudah terkoneksi dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk bisa mencapai Ansan. Dari stasiun kereta Bupyeong dibutuhkan dua kali transit, yaitu di stasiun Woninjae dan Oido.

Tiga stasiun dari Oido, kita sudah berada di Ansan. Suasana ramai pun sudah menyambut saat memasuki yok (stasiun kereta bawah tanah). Berhiaskan lampu berwarna terang, deretan toko-toko yang menjual berbagai kebutuhan sudah berjajar di sana. Mulai dari komestik murah asal Cina, tawaran-tawaran diskon ponsel-ponsel baru dan bekas, hingga sayur dan buah-buahan.

Hal serupa juga ditemui begitu keluar dari stasiun, berbagai papan nama restoran bertuliskan Indonesia, Vietnam, Sri Lanka, dan India, sudah bisa langsung ditemui di sepanjang jalan Damunhwa. Khusus untuk makanan asal Indonesia, harga rata-rata makanan seperti nasi rendang dan nasi rames khas Indonesia dibanderol mencapai enam ribu won (Rp 50 ribu rupiah).

Harga ini rasanya cukup pantas demi bisa melepas kangen mencicipi kuliner khas tanah air. Selain restoran Indonesia dan toko serba ada yang menyediakan berbagai produk asal Indonesia, Di jalan yang tepat berada di depan stasiun Ansan itu juga menyediakan bermacam-macam barang kebutuhan, mulai dari pakaian jadi hingga berbagai jenis ikan dan udang.

Jalan Damunhwa ini sepertinya menjadi primadona kota Ansan. ''Apalagi kalau malam minggu mas, disini rame sekali, banyak orang Indonesia yang kerja di Korea main kesini. Ya sudah seperti di Indonesia,'' lanjut Awan.

Awan, yang tengah mendapatkan jatah libur dari pabrik tempatnya bekerja di Namdong, sengaja datang ke Ansan untuk mengganti ponsel pintarnya yang rusak. Selain itu, dia juga datang untuk bisa mengirimkan sejumlah uang kepada keluarganya di tanah air.

Ansan memang dikenal sebagai wilayahnya orang asing di Korea Selatan. Kondisi ini juga dengan cerdas dimanfaatkan pihak penyelenggara Asian Games ke-17 Incheon. Laga babak perdelapan final cabang sepak bola, Indonesia dan Korea Utara, itu pun digelar di Stadion Ansan Wa. Stadion terbesar yang ada di kota sebelah selatan Seoul tersebut.

Hasilnya, ribuan pendukung timnas Indonesia rela datang dan membeli tiket laga tersebut demi bisa menyaksikan langsung timnas U-23. Sayangnya, di Ansan pula langkah tim besutan Aji Santoso di Asian Games ke-17 terhenti. Bayu Gatra dan kawan-kawan menyerah 1-4 pada Jumat (26/9) silam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement