Sabtu 28 Jan 2023 05:59 WIB

Kisah Islamnya Nasrani Saat Terdampar di Pulau Asing dan Sosok Wanita Misterius 

Sumber keislaman Abad Pertengahan kisahkan Islamnya seorang Nasrani

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Berdoa minta hidayah Islam (Ilustrasi).Sumber keislaman Abad Pertengahan kisahkan Islamnya seorang Nasrani
Foto: Republika/Thoudy Badai
Berdoa minta hidayah Islam (Ilustrasi).Sumber keislaman Abad Pertengahan kisahkan Islamnya seorang Nasrani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Antara abad kedelapan dan kesembilan Hijriyah, lahirlah seorang ahli sunah bernama Abu Hafsh Umar bin al-Husain al-Naisaburi. 

Dia populer dengan sebutan al-Samarqandi, bukan Abu Laits al-Samarqandi (wafat 373 H) yang mengarang Tanbih al-Ghafilin. 

Baca Juga

Namanya dikenal tidak hanya sebagai pakar hadis dan fikih, tapi juga motivator. Di berbagai kesempatan, al-Samarqandi menyemangati umat agar selalu menjadikan Rasulullah SAW panutan utama. 

Dia meyakini, Muslimin dapat bangkit dari keterpurukan selama mengikuti ajaran Nabi SAW, baik dalam hal akidah, akhlak, maupun ibadah sehari-hari. 

 

Untuk lebih memotivasi orang-orang dalam menerapkan sunah, dia pun menulis sebuah buku yang berjudul Al-Nail al-Hatsits fii Hikayat al- Hadits

Secara keseluruhan, Al-Nail al-Hatsits mengisahkan sosok Nabi Muhammad SAW, para sahabat beliau, generasi tabiin dan tabiut tabiin. 

Dikisahkan, ada seorang mualaf yang mengutarakan pengalamannya sebelum berislam. Dahulu, lelaki yang pada masa itu menjabat menteri memeluk Nasrani.

Saat berada di tengah umat Kristen, dia ditanya bagaimana mulanya berpindah keyakinan hingga menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. 

Si menteri pun menuturkan, dirinya pernah menumpangi sebuah bahtera di lautan. Tiba-tiba, kapal besar itu dihantam ombak dan pecah berkeping-keping. 

Dengan berpegang pada papan, dia pun terapung-apung dan terbawa arus sampai ke sebuah pulau.

Belum pernah dia mendapati pulau yang seaneh ini. Tanahnya ditutupi daun-daun berukuran besar. 

Di sana-sini, tumbuh semacam teratai dengan buah yang amat manis rasanya dan berisi air tawar. 

Dengan itulah, lelaki yang terdampar ini memenuhi perutnya guna bertahan hidup. Menjelang malam, aku mendengar suara panggilan seperti petir menyambar. Suara itu berkata, “Tiada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah,” katanya kepada kaum Kristen yang menyimak ceritanya. 

Suara tersebut juga menyebutkan nama-nama sahabat Rasulullah SAW, yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib persis seperti redaksi hadits di atas. 

“Mereka adalah sahabat terbaik Muhammad SAW,” ujar si menteri menirukan suara yang didengarkannya di pulau misterius. 

Keesokan paginya, dia dibangunkan oleh sosok makhluk yang janggal. Wajah makhluk itu adalah perempuan yang cantik jelita, tetapi leher dan kakinya menyerupai hewan ternak. 

Wanita itu lalu bertanya kepadanya, “Apa agamamu?”  “Nasrani,” jawab si lelaki. “Masuklah Islam. Niscaya engkau akan selamat,” katanya lagi. 

Maka, lelaki tersebut menyatakan diri masuk Islam. “Aku akan menolongmu pulang ke negerimu. Di dekat pulau ini, sedang melintas sebuah kapal. Akan kubuat mereka mengirimkan bantuan kepadamu,” jelas si perempuan.

Tidak lama berselang, beberapa orang menghampirinya dari arah pantai. Mereka membantunya sampai ke kapal. “Kemudian aku ceritakan kejadian yang baru saja menimpaku. Mereka semua lantas memeluk Islam,” kata menteri ini menutup kisahnya.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement