REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat demokrasi dan Ketua lembaga kajian Dewan Direktur Sabang Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan, mengapresiasi kesediaan Ketua DPR RI Puan Maharani untuk dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta sebagai pemimpin masa depan di Indonesia.
"Ini, kan suasana demokrasi kita diacak-acak, makanya kita dorong Puan untuk terus melawan oligarki, dalam menyelamatkan kehidupan bangsa dan demokrasi," kata Syahganda, dalam perbicangan di Jakarta, Rabu (30/3/2022) malam.
Menurutnya, semua elemen bangsa yang konsisten menolak penundaan Pemilu, harus kita bawa ke kampus-kampus, sekaligus dikembangkan ke jalanan-jalanan guna melawan gerakan penundaan Pemilu.
Ia menyebutkan, gerakan penundaan ini bahkan bisa diawali dengan daerah yang memberikan kontribusi bagi kemerdekaan dan pembangunan, yaitu Yogyakarta.
Baca juga : PKS: Bernegara Itu Ada Aturannya, Jabatan Presiden Hanya Dua Periode
"Kalau mereka yang melanggar konstitusi ingin menunda Pemilu berani melakukan gerakan terbuka, maka yang mendukung konstitusi sekaligus ingin menyelamatkan bangsa harus lebih berani menunjukkan sikapnya dalam menghadapi mereka," tutur Syahganda.
Secara khusus, Syahganda mendesak PDIP, Gerindra, Demokrat, PKS, dan kekuatan lainnya harus turun ke kampus untuk menggalang perlawanan terhadap keinginan pendukung oligarkhi yang akan menghambat pembangunan demokrasi bangsa melalui penundaan Pemilu.
"Jadi, semua pencinta negara ini harus bersatu padu untuk menyelamatkan bangsa dan demokrasi," pungkas Syahganda.
Baca juga : Wagub DKI Minta Tempat Makan Pakai Penutup Tirai Saat Siang Selama Ramadhan
Ikuti Whatsapp Channel Republika
