Jumat 04 Mar 2022 18:18 WIB

Tentara Israel Paksa Diplomat Muslim Taiwan Baca Alquran

Diplomat Muslim Taiwan dipaksa baca Alquran untuk pastikan agamanya

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran (ilustrasi). Diplomat Muslim Taiwan dipaksa baca Alquran untuk pastikan agamanya
Foto: ANTARA
Alquran (ilustrasi). Diplomat Muslim Taiwan dipaksa baca Alquran untuk pastikan agamanya

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Diplomat Taiwan yang berbasis di Yordania, Ismail Mae, hendak memasuki Masjid al-Aqsha di Yerusalem yang diduduki. Namun, tentara Israel tidak memercayainya begitu saja bahwa dia adalah seorang Muslim.

Dilansir dari Alaraby, Jumat (4/3), tentara Israel kemudian memaksanya untuk membaca kutipan ayat Alquran untuk membuktikan bahwa Diplomat Muslim Taiwan tersebut benar-benar seorang Muslim. 

Baca Juga

Kepala Misi Diplomatik Taiwan di Yordania, Ismail Mae, mengatakan, kepada stasiun lokal Radio al-Balad bahwa insiden itu terjadi ketika dia mengunjungi Masjid al-Aqsha di Yerusalem Timur yang diduduki. 

Mae mengatakan, tentara Israel menghentikannya di gerbang masuk masjid, yang dianggap sebagai situs tersuci ketiga Islam, karena mereka tidak percaya dia Muslim. 

Para prajurit meminta agar dia membaca surat al-Fatihah, bab pembuka Alquran sebagai cara "membuktikan imannya".

Dia mengatakan, para prajurit terkejut tetapi tidak puas dengan bacaannya, dan melanjutkan untuk menginterogasinya lebih lanjut. 

Para prajurit kemudian menanyakan pertanyaan lain tentang Alquran yang dapat dijawab oleh Mae. Dia kemudian diizinkan masuk ke masjid. 

Diplomat tersebut, yang fasih berbahasa Arab, melanjutkan untuk membacakan satu surat dari Alquran selama siaran dalam radio dan mengatakan bahwa dia telah menghafal kitab suci umat Islam secara keseluruhan. 

Sejak Yerusalem diduduki sepenuhnya oleh Israel pada 1967, kompleks yang berisi Masjid al-Aqsha telah berulang kali menjadi sasaran pemukim, polisi, dan tentara Israel. Pelecehan terhadap jamaah Palestina telah meningkat selama beberapa bulan terakhir. 

Taiwan adalah rumah bagi sekitar 250 ribu Muslim, yang sebagian besar adalah pekerja migran dari Indonesia dan Malaysia. 

 

Sumber: alaraby  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement