Selasa 30 Mar 2021 09:12 WIB

China Ubah Peta Timur Tengah Lawan Dominasi AS

China akan membangun aliansi dengan negara-negara Timur Tengah melawan AS

Bendera China dan Amerika
Foto: AP / Andy Wong
Bendera China dan Amerika

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh Zaki Shaikh, Penulis adalah analis yang tinggal di Inggris dan telah bekerja dengan universitas di tiga negara Asia Tengah.

Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China mendorong China memalingkan wajah mereka secara serius ke Timur Tengah. Iran kini menjadi target China untuk membangun relasi yang kuat dan strategis.

Baca Juga

Pada beberapa bulan ke depan mungkin kita akan menyaksikan bagaimana China mengarahkan pengejaran dan pengaruhnya di Timur Tengah.

Pakar China Yin Gang mengatakan Beijing memiliki sarana untuk menengahi konflik antara Iran, AS, dan negara-negara Arab sambil merujuk pada kunjungan Menteri Luar Negeri Wang Yi ke Timur Tengah. 

Selama tur, Wang menyukai dialog multilateral untuk menyelesaikan perbedaan di wilayah tersebut. Yin percaya meskipun solusi mungkin membutuhkan waktu, namun kunjungan Wang ke enam negara Timur Tengah telah menyampaikan pesan bahwa China bersedia memainkan peran yang lebih luas di Timur Tengah.

China berupaya mencegah jatuhnya Iran karena diyakini hal itu akan mengganggu keseimbangan terhadap AS di kawasan tersebut. China ingin mencegah AS untuk tidak menyebabkan kerusakan lebih parah kepada Iran. 

Selain itu, China juga bertujuan untuk mencegah maraknya konflik apa pun yang dapat merugikan kepentingannya, yang mencakup gangguan pasokan energi, kondisi yang dapat menyebabkan penurunan ekspor China, gejolak dalam infrastruktur yang merusak hubungan logistik yang memengaruhi ekspornya ke Barat, dan kepentingan pasar China.

Baca juga : Mafia Italia Berhasil Ditangkap Usai Tampil di Video Masak

Energi akan terus menjadi inti dari hubungan China dengan Timur Tengah. Faktor ini menjadi yang terpenting di antara upaya geostrategis Beijing di dalam dan sekitar kawasan. 

Menarik melihat cara apa yang akan digunakan China untuk mengejar kalkulasi strategisnya. Dalam hal ini ada Belt and Road Initiative (BRI), yang dapat berfungsi sebagai penyeimbang "Dialog Keamanan Segi Empat yang disebut Quad, termasuk AS, India, Australia, dan Jepang.

Sejauh ini, pendekatan China secara umum masih berhati-hati di Timur Tengah dan terbatas pada memastikan pasokan energi untuk melindungi kepentingan geo-ekonomi, investasi, dan perdagangannya. 

Beijing percaya bahwa dengan perluasan hubungan ekonomi, ketergantungan negara-negara pada China akan meningkat di bidang pertahanan dan keamanan. Ahli strategi China berpendapat BRI dapat berfungsi sebagai respons terbaik terhadap inisiatif poros Asia yang dipromosikan AS.

Apakah Iran akhirnya masuk ke dalam lingkaran China?

 

Sumber Asli: https://www.aa.com.tr/en/analysis/opinion-china-looks-at-middle-east-to-counter-us-domination/2189387

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement