Selasa 23 Mar 2021 01:12 WIB

Warga China Ramai-ramai Beli Kaus untuk Mengejek AS

Ratusan orang telah membeli kaos yang dicetak dengan pesan Yang untuk Blinken.

Rep: Febryan A/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Diplomat senior China Yang Jiechi menyampaikan sejumlah pernyataan menohok Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken saat pertemuan resmi kedua negara di Alaska, AS, pada 18 Maret lalu. Kini, kaus oblong, payung, tas tangan, korek api, dan casing ponsel yang berisikan kutipan Jiechi menjadi barang yang paling banyak dicari di situs jual beli China.

Dalam pertemuan itu diketahui, Yang mengecam kebijakan luar negeri, praktik demokrasi, dan perdagangan AS. Sejumlah pernyataan menohok itu disampaikan Yang sebagai balasan atas sejumlah tanggapan tajam dari Blinken.

Sejumlah pernyataan Yang kini menjadi kutipan populer yang melekat pada item-item di situs jual beli daring. Misalkan, ungkapan Chinese people won’t swallow this, atau US has no qualification to talk down to China, ada juga Stop interfering in China’s internal affairs.

Item-item dengan tulisan tersebut menjadi populer di platform China seperti Alibaba, Taobao, JD.com, dan Pinduoduo. "Saya mencintai negara saya, jadi saya harus mendukung patriotisme," kata seorang penjual kaus mengungkapkan alasannya membuat desain kaus dengan kutipan itu kepada Reuters, Senin (22/3).

Menurut data di Taobao.com, ratusan orang telah membeli kaus yang dicetak dengan pesan Yang untuk Blinken itu. Harganya mulai dari 30 yuan (Rp 66 ribu) hingga 60 yuan. Sedangkan casing ponsel dengan kutipan tersebut dijual mulai dari 12 yuan hingga 40 yuan di Taobao.

Baca juga : Solidaritas Global Sudah Hilang untuk Aksi Massa Myanmar?

Sebagian besar warganet China di Weibo, mikroblog China yang serupa dengan Twitter, mengaku ingin membeli produk-produk tersebut. Sebagian bahkan menyebutnya sebagai "bisnis patriotik yang nyata".

Media sosial China diketahui juga memuat komentar yang memuji cara pejabat China menangani pertemuan tatap muka pertama mereka dengan pejabat dari pemerintahan Presiden Joe Biden.

Di sisi sebaliknya, Washington menggambarkan pembicaraan itu sebagai "keras dan langsung". Sementara delegasi China mengatakan pembicaraan itu tepat waktu dan bermanfaat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement